--lembah--






Aku terperangkap di dalam sebuah lembah,
lembah yang sangat dalam,
 hinggakan tiada cahaya yang bisa sampai ke tanahnya,
hanyalah kegelapan sahaja yang ada,
hanya aku dan kegelapan sahaja yang ada.
Di lembah ini aku belajar melihat,
aku belajar berkata-kata,
aku belajar senyum, ketawa, menangis, anarki,
tapi hasilnya adalah depression sahaja.

Aku ingatkan,
 sebuah senyum adalah cahaya yang dapat membantu aku menerangi lembah ini,
tapi senyum ini sekadar ilusi,
kerna ia hanya wujud di alam ilusi aku.
Mungkin lembah ini juga ilusi,
tapi mata ini melihatnya real,
real sangat,
hinggakan aku tidak tahu bagaimana nak keluar dari kegelapannya.

Aku belajar berjalan untuk keluar dari lembah ini,
tapi malang sungguh,
berjalan ini juga hanya ada di alam ilusi,
kerna hati aku dah lama hilang caranya.

...

Aku nak keluar dari lembah ini.
Aku nak lupakan lembah ini.
Aku nak aku yang dahulu,
aku yang tidak terperangkap di alam ilusi.
Aku nak aku yang dahulu,
aku yang tidak takut akan manusia,
aku yang tidak takut akan cahaya matahari,
aku yang tidak suka akan bersendirian,
aku yang berusaha untuk hidup.
Aku rindu aku yang dahulu,
dan aku benci aku yang ini...

Aku harap muncul seseorang yang menurunkan tali ke dalam lembah ini,
agar aku bisa keluar dan merasai rasa gembira lagi,
seperti dahulu,
rasa kegembiraan yang real,
bukannya ilusi.
Tapi, kisah aku ini bukannya kisah drama,
kisah aku ini,
adalah kisah seorang yang loser, useless, sampah.
Aku malas menjadi karakter utama dalam hidup aku,
kerna andai kata itu bukan di minda aku,
maka aku akan berharap lagi,
agar seseorang muncul,
untuk membantu aku.
Tapi semua itu sekadar harapan ilusi,
harapan untuk sedapkan hati...
Kisah loser ini bukannya seperti drama hebat,
aku ini sekadar manusia yang hanya tahu akan alam kegelapan.
Sebab itu, lebih baik aku rasa kesunyian sahaja,
agar aku bisa jatuh cinta dengan aku yang ada dalam kegelapan indah lembah ini.

...

Aku rasa sunyi,
tapi aku gembira merasai kesunyian ini,
aku rasa kosong,
tapi aku gembira merasai kekosongan ini,
aku rasa sengsara,
tapi sengsara ini menyeronokkan,
aku rasa lelah,
tapi kelelahan ini bisa menidurkan aku dengan sangat lama,
aku takut berada dalam kegelapan,
tapi kegelapan malam menggembirakan aku,
aku takut bersendirian,
tapi aku gembira berteman dengan bersendirian,
aku benci aku yang ini,
tapi aku yang ini mengajar aku untuk gembira,
walaupun kegembiraan itu sekadar ilusi yang bersifat sementara
hilang di kala habis,
tapi aku masih juga mengikutinya,
mungkin kerna itu sahaja bahagia yang aku bisa rasa,
walaupun aku tahu,
gembira itu bakal hilang...

Maafkan aku, kerna aku rosak.

...

Apa yang perlu aku lakukan?
Aku penat berbahagia dengan kebahagiaan ilusi ini,
aku rasa lelah, aku rasa sengsara.
Tapi malang sungguh,
aku yang rosak ini tetap juga mengikutinya,
kerna itu sahaja yang aku rasa aku boleh lakukan,
untuk lari sementara daripada rasa seksa ini...

Aku benar-benar penat,
penat yang teramat sangat,
lelah yang teramat sangat...
Aku benar-benar penat dengan kebahagiaan ilusi ini...

Apa yang perlu aku lakukan,
untuk hilangkan keindahan depression ini?

...



cc : Ecchi Sushi, Insane
(try to find at Facebook for this page)
























Ulasan

Catatan Popular