~salahkah~

katanya:

Salahkah andai aku senyum riang bukan kerna nak lari dari duka cinta, tapi kerna menghayati duka hasil cinta?

Salahkah aku menghayati duka cinta sambil mendengar lagu bermelodi syahdu? Salahkah aku tikam lagi jiwaku guna lagu syahdu, setelah ia ditikam cinta? Salahkah andai aku menghayati pain yang ada di hatiku, tanpa coba lari dari ia, tanpa coba buang ia dari hatiku?

Salahkah andai aku menambah lagi lemas jiwaku dengan mendengar lagu bermelodi syahdu, setelah ia lemas tenggelam dalam lautan cinta? Salahkah dikala jiwaku lemas, hatiku sedih, aku mendengar lagu melodi syahdu, semata-mata kerna, nak hayati keindahan estetika akan sebuah kesedihan hasil cinta unrequited-delusional?

Salahkah andai aku hancurkan lagi hatiku, setelah ia hancur dipukul oleh realiti hidupku?

Ulasan

Catatan Popular