~pendamnya~

dia tidak lagi menulis
untuk luahkan segala dukanya
dia pendam, dan sembunyi ia
dalam hatinya...
dan, akhirnya air matanya
tak tertahan lagi
jatuh dan jatuh
membasahi pipinya...
dia tidak tahu lagi
cara untuk luahkan segala dukanya
yang asyik menyeksa jiwanya...
akhirnya, dia hanya diam
dan belajar senyum.

duka cinta dia pendam
duka psikologi dia pendam
duka realiti dia pendam
segala duka dia pendam
tanpa luah di mana-mana
selain luah ia di depan Sang Pencipta.

dia belajar terima realiti hidupnya itu.

Ulasan

Catatan Popular