~tersiratnya sebuah harapan kosong~
katanya:
melalui mulutku ini, selaluku katakan bahwa
inginku hidup bersendirian tanpa cinta
tapi, jauh di dalam lembah hatiku ini
inginku memeluk, mendakap dirinya erat
kerna inginku tahu adakah sebuah dakapan
bisa hilangkan rasa sunyi, sepi dari jiwaku...
jauh di dalam lubuk hatiku ini
inginku kamu memelukku, mendakapku erat
kerna, inginku hilangkan rasa sunyi dan sepi
dari hidupku, yang sentiasa menghantui jiwaku.
tapi, aku dah lama sedar akan realitiku
bahwa selama-lamanya dia
tidak akan pernah mencintaiku...
bahwa selama-lamanya kamu
tidak akan pernah membalas cintaku,
kan, wahai wanita yang sangat aku cintai...?
malah, mungkin selama-lamanya kamu
tidak akan pernah tahu, tak akan tahu
bahwa aku sangat-sangat mencintaimu
teramat mahu dibalas cinta olehmu, darimu...
apa dayaku ini, apa kekuatanku ini
tidakku bisa melawan nasib cintaku ini kerna
tidakku layak kamu membalas cintaku ini...
tidak layak manusia hina sepertiku
mencintai seorang bidadari sepertimu..
maka itu, mungkin terbaik andai ku katakan
bahwa tidakku mahu fikir akan bernikah
selama-lamanya, sehingga akhir hayatku
sebagai caraku mendiamkan harapanku
sebagai caraku mencintai kamu dalam diamku.
"
'I choose to love you in silence
For in silence I find no rejection.
I choose to love you in loneliness
For in loneliness no one owns you but me.
I choose to adore you from a distance
For distance will shield me from pain.
I choose to kiss you in the wind
For the wind is gentler than my lips.
I choose to hold you in my dreams
For in my dreams, you have no end.'
-Jalaluddin Mevlana Rumi
i'm sorry, because i love you so much. i wish. one day you will meet a great man to love and will love you back...
"
Ulasan
Catat Ulasan