~dua sisi sastera~
katanya:
ku latih dan coba jadikan mindaku
bakal saintis berdaya maju dan kritis
coba menguasai dan mengkritik teori moden...
tapi, segalanya turun dan naik tatkala
tragedi psikologiku rampas segalanya
introvert personalitiku peneman kegagalanku.
akhirnya, jiwaku jadikan sastera sebagai penawar
sebagai eskapisme dari diriku sendiri
atau mungkin, sastera itu adalah caraku mendakap
kekosongan jiwaku, kesunyian jiwaku.
dan pengakhirannya mungkin
ilmu kerohanian penyelamat jiwaku;
sastera kerohanian, karya puisi rumi
mendidikku mengenai realiti kehidupan.
tapi, sepertinya aku telah gagal...
gagal dalam definisi kapitalisme.
Ulasan
Catat Ulasan