Di mana cinta
katanya:
Di mana dikau wahai beloved?
Ku mencari dikau dalam puisi
Tapi, estetikanya hanya sementara.
Ku mencari dikau dalam sains
Tapi, ia sekadar sebab dan akibat material.
Ku mencari dikau dalam seni
Tapi, ia sekadar permainan emosiku.
Ku mencari dikau dalam sosial
Tapi, ia sekadar keindahan kata-kata.
.
Di mana dikau wahai cinta?
Hati ini ingin mendakapmu erat
Biarku sirna merasai nikmat itu.
Ku puas mencari dikau dalam cinta
Tapi, ku tak jumpa ia dalam romantika.
Ku mencari dikau dalam seni puisi
Tapi, itu hanya eskapismeku dari derita.
Ku mencarimu dalam melodi
Tapi kesyahduannya semakin mencengkamku.
Ku mencari dikau dalam keindahan alam
Tapi, mataku ini hanya lihat material.
Ku coba mencarimu dalam logika
Tapi ia hanya merosakkan psikologiku.
Ku coba mencari dikau dalam subjektifku
Tapi, ku jumpa hanyalah kekosongan.
Ku mencari dikau dalam politik
Tapi ia sekadar kekeliruan.
.
Di mana dikau wahai beloved...
Dikau disebalik rahsia alam kah?
Dikau ada dalam syair puisi sufi rumi kah?
Dikau ada dalam karya kerohanian ibn arabi kah?
Di mana dikau wahai cinta?
Jiwa ini telah lama merana merintih
Ingin merasai cinta.
.
Wahai cinta, andai ku kalah
Dengan permainan ego nafsuku
Ku harap dikau tidak abaikanku
Andai mata hati ini tidak bisa melihatmu
Ku harap dikau bisaku lihat di dunia sana
Andai logikaku mengaburkan hatiku
Ku harap dikau cahayakan hatiku
Andai masih ada 'aku' dalam hatiku
Ketika ku ucapkan zikir terhadapmu
Ku harap dikau tak murka denganku.
.
Ku benar-benar ingin mengenalimu
Mencariku dikau dalam keindahan sains
Dan, ingin tenggelam di lautan cinta metafizik
Biar rahsia dunia bisa ku lihat ia
Agar rasa rendah diriku bertambah
Melihat kekuasaanmu, ilmumu.
Ulasan
Catat Ulasan