puisinya

katanya:

Ku lemas tanpa suara
Dalam lautan puisi
Karya wanita itu.
Ia lautan tersangat dalam
Sepertinya ia tidak
Berpenghujung.
Gelap, ia sepi, membunuh
Sejuk, ia menikam kejam kalbu...

Wahai dikau, si pelukis puisi
Itu jiwamu, yang kau lukis
Atas kanvas putih itu, kan?
Ayat-ayatmu terhambur
Tapi, peliknya ia terasa harmoni...
Mungkin kerna ia itu
Suara gelap akan hatimu
Yang dikau coba zahirkan
Dalam mantra-mantra puisi.

Warna puisimu juga suram
Cahya surya langsung tak bisa
Sampai ke dasar jiwamu
Apatah lagi cahya rembulan.
Tapi dalam lautan itu
Dikau bisa berbicara langsung
Dengan sang rembulan
Malah, sang surya cemburu
Kerna dikau tak bawa ia
Masuk ke alam lautanmu itu.

O dikau, lukiskan lagi rembulan
Dalam melodi puisi-puisimu
Kisahkan ia dalam geometri sastra
Biar ia lengkungkan lagi
Jiwa si pencandu puisi
Sepertiku ini.

Ulasan

Catatan Popular