-hidup-

Celarunya akal, kerna kekeliruan psikologi, yang menelannya setiap hari, siang dan malam. Dia, memandang alam, dengan penuh teruja, walaupun hatinya, telah dirosakkan, oleh psikologinya, aka mental illness-nya. Dia melihat terangnya bulan, dengan penuh keasyikan, walaupun depresinya, membawanya ke jurang yang dalam. Dia mencerap bintang, di tengah malam, bersendirian, sambil senyum, kerna, walaupun di masa ini, bintang itu, mungkin dah mati, tapi, cahaya bintang itu, baru sampai, ke langit bumi. Jadilah seperti bintang, di kala cahayanya pudar, tiada siapa pun sedar akannya, jadilah seperti bintang, kerna bintang bersendirian, di luar sana.

Alam, indahnya dipandang, apatah lagi, di tengah malam, di kala tiada manusia. Indahnya alam, di kala dia melihatnya, kerna hatinya, telah mengajarnya, agar memandang alam sebagai tempat keindahan, agar depresi itu bisa terbang jauh, dari akalnya.

Dia bercengkerama, di bawah keindahan bulan, bersama mental illness-nya. Dia, rosak, kerna, semua itu, merosakkan dirinya, terutamanya, akal dan hatinya. Dia tafsir, akan hidup, berdasarkan erti depresi, juga kekalahan. Dia anggap, semua kisahnya, adalah kesedihan, akhirnya, sebab itu, dia tidak berharap apa-apa lagi.








Ulasan

Catatan Popular