~pencari memori~
katanya:
Memori. Mencari memori. Kita semua, mencari memori, sibuk mencari memori, memori indah katanya, tapi... kita tak sedar, memori tetap datang, tanpa dipinta, tanpa dicari. Malah... tanpa kita sedari, bahwa peristiwa itu adalah sebuah memori, setelah sesuatu peristiwa berlaku. Kita mencari memori, memori zahir, tapi ada manusia, yang sibuk dengan memori jiwanya. Ya, biasalah, memori hasil zahir itu, lebih dipandang, berbanding memori hasil jiwa; manusia yang sibuk di zahir mencari memori, lebih dipandang daripada manusia yang sibuk di jiwa/akal. Ia, sibuk di zahir tidak sia-sia, sibuk di akal sia-sia, katanya. Mungkin benar. Kerna, sibuk di akal dikatakan malas, sibuk di zahir dikatakan rajin. Kita semua adalah pencari memori, luahkan ia atau tidak, sedar atau tidak. Bezanya, kita pencari memori yang jenis lain seluruhnya, atau sedikit samanya.
Melawan kita tragedi di zahir, mungkin bisa ia menjadi memori indah, yang disenyumkan mulut andai diingati di hari tua kelak. Begitu juga tragedi minda; tragedi psikologi. Melawan mereka tragedi di minda, mungkin bisa ia menjadi memori indah, pada suatu hari nanti.
Ulasan
Catat Ulasan