~tragedi~

katanya:

sejak kecilku latihku akan mindaku
agar menjadi pencinta sains
tapi, aku lupa bahwa
ketika kecilku pernahku menangis
kerna sebuah lagu cinta
yang menjadi pantulan hatiku
makanya, telahku menjadi pencinta puisi
tanpa sedarku.

dulu, ku latih mindaku menjadi pencinta sains
tapi, tragedi psikologiku beriku kegelapan, dan
tragedi cinta unrequited-delusional ku
melemaskan jiwaku dalam diam senyumku
maka, pilihku mabuk tanpa logik rasionalku
dimabukkanku akan confessional poetry,
karya seni gelap dan sastera bildungsroman
juga puisi-puisi tangisan hasil duka cinta,
akhirnya, pilihku meminum wine puisi gelap
dan semakin jauhku akan fizik alam semesta.
di kala ini, mencariku puisi spiritual juga surreal
sebagai caraku lari dari kegelapan psikologiku
juga sebagai ku lari dari merana jiwaku
yang hilang warasnya hasil mencintai
dengan harapan wine spiritual bisa merawat
akan jiwaku, hatiku, psikologiku, sanubariku.
tapi, jauh di lubuk hatiku ini, masih ada sains
akan hal alam semesta yang inginku tahu,
bezanya mungkin pilihku metodologi klasik
dalam memahami ku akan alam dunia ini
kerna itu, ku membaca buku al futuhat al makkiyah
karya seorang syeikh sufi bermetodologi kashf
walaupun jiwaku, zahirku, aku kini dikehendaki
agar sibukku akan hal-hal ekonomi kapitalisme
juga ideologi politik si aristotle itu, demokrasi.
tapi dan tapi, masih jiwaku lemas tenggelam
dalam alam cinta parasocial interaction
hasil persona rekaan syarikat besar kapitalis
the big three companies di timur sana
yang menganjurkan parasocial interaction
dan, ia dijadikan penawar kepada depression
oleh pelbagai genre manusia dunia ini,
salah satu sebab kenapa budaya pop itu
bisa tersebar luas dengan sangat mudah.

tak ku sangka,
bisaku tahu akan pelbagai alam
dalam hayatku yang singkat ini
walaupun ku tak faham akan ia.

Ulasan

Catatan Popular