alam itu senyum

katanya:

tafsirku sepi perihal duniaku
persekitaranku segalanya sepi
kerna jiwa pentafsir sunyi dan sepi;
lihatku purnama, ia juga kesepian
lihatku awan dan langit, ia sepi
lihatku wajah insan, ia sepi sayu
lihatku diriku ini, ia syahdu...
itulah si pentafsir syahdu
coba merungkai erti sepi
yang terperangkap dalam jiwanya;
coba dia lepaskan akan sepinya
dalam perkara yang dia lihat
melalui prosa-prosa kesyahduan.
tapi dia lupa, dia berfantasia
kerna, alam itu tidaklah sepi
ia tidak syahdu, ia tidak sunyi...
kerna yang sepi hanyalah dirinya
bukan perkara yang dia pandang
bukan di luar prosa-prosanya.

Ulasan

Catatan Popular