untukmu
terpinggir di sebalik awan kekeliruan
cahaya mentari gigih mencari jalan
tergapai-gapai hidup menuju realiti
lelah sudah jiwa diseksa oleh fantasi
bila nanti, fantasi hilang dibunuh realiti
masihkah jiwa ini penat meronta-ronta?
dengar bicara ini wahai si pecinta
hati lumrahnya adalah mencintai
tapi, lumrah hati ini adalah lari jauh
dari terus mencintai dirimu, cinta...
Ulasan
Catat Ulasan