Si Kanvas Putih

Aku lihat kanvas putih bertempiaran
Angin meniupnya menjauhi kewujudan
Aku mencoba merampas kanvas itu
Dari rakusan angin di malam hari.
Ketika kanvas itu dalam genggamanku
Lalu aku alirkan laju roh ke dalamnya
Biarlah kanvas putih bisa beremosi
Ia bisa hidup berperasaan di alam seni
Bisa tersenyum, sedih, tertawa, derita
Tanpa ada lagi pengaruh keobjektifan
Dalam alam kalbunya, ia hidup nyata.
Kanvas putih itu tidak lagi suci bersih
Ia telah dinodai oleh kata, prosa, abjad
Tapi dia senyum merelakan segalanya
Kerna baginya, hanyalah dengan itu
Wujudnya bererti, bermakna, berrohani.

Ulasan

Catatan Popular