-masa-
Aku tiada masa, untuk rasa sedih, kerna mental illness, atau kerna cinta. Walaupun, ada kalanya, aku kalah melawan semua itu. Tapi, aku bangkit. Tapi kalah lagi. Bangkit, kalah, bangkit, kalah, bangkit lagi, kalah lagi, bangkit lagi. Berulang dan berulang, perasaan yang sama, yang menyeksakan jiwa, melemahkan semangat, dan melelahkan kalbu. Tapi apakan daya, ini hidup aku, maka aku harus hidup, walaupun letih, lelah, sakit, perit, sedih. Aku tak kan mengaku kalah, tapi aku akan embrace mental illness aku, dan kisah kesakitan cintaku, menjadi kelebihan aku, menjadi inspirasi sastera rosak aku. Tak salah kan, jadikan kekurangan menjadi kelebihan? Atau, bukan semua kekurangan, bisa dijadikan kelebihan, dalam kesusasteraan? Ah, lantaklah!
Ulasan
Catat Ulasan