-kiranya bisa ber pena-

Andai lah si kalah bisa menunjukkan rasanya dengan pena,
Kita akan menangis hasil kisahnya.

Andai lah si major depressive disorder bisa guna pena,
Kita akan terkilan dengan pertarungannya, dengan monster di akalnya.

Andai lah si schizophrenia bisa bermain pena,
Kita akan nangis, kerna payah nak memahami suara-suara itu.

Andai lah si paranoid schizophrenia bisa rindu akan pena,
Kita akan diam menangis, kerna kita tak bisa memahami delusi.

Andai lah si miskin bisa bercinta dengan pena,
Kita akan sedih, kerna kisah cinta romantika nya sekadar imaginari.

Andai lah si borderline personality disorder bisa menikam dirinya dengan pena,
Kita akan nangis, kerna dia sedang kalah dengan dirinya sendiri.

Andai lah si depersonalization disorder bisa akrab dengan pena,
Kita akan celaru, kerna kita tak bisa faham akan rasanya secara real.

Andai lah si suicide bisa menulis setelah dia hilang,
Kita akan hairan, kerna dia bukan hilangkan dirinya, cuma dia nak hilangkan seseorang, yang ada di akalnya.

Andai lah si social anxiety bisa berkata-kata dengan pena,
Kita akan dapat jawapan ; kenapa dia suka bersendirian.

Andai lah si pemurung bisa bermain-main dengan pena,
Kita hanya diam, kerna kita bisa fahami.

Andai kah kita semua bisa guna pena
Adakah dunia akan nangis?

Tapi, sebenarnya...

Andai lah mereka semua bisa guna pena,
Kita hanya mengkritik mereka
Kritik cara hidup mereka
Personaliti mereka
Passion mereka
Minat mereka
Ideologi mereka
Psikologi mereka
Pakaian mereka
Tulisan mereka
Muzik mereka
Buku mereka
Kerna kita pentingkan diri sendiri,
Semua, termasuk kau dan aku.
Kita gunakan maklumat yang kita anggap ilmu untuk tutup ego kita agar dilihat secara zahir ; niat kita benar, kata-kata kita benar, semuanya yang kita lakukan adalah benar.

Kau dan aku.

Ulasan

Catatan Popular