~jiwa kekosongan~
katanya:
di zaman dulu
pencerita agama dicari
untuk mengisi hati-hati
yang kekosongan
hasil kehidupan realiti,
tapi di kala ini
mereka tidak lagi dicari
kerna teknologi telah ada
untuk digunakan mengisi hati-hati
yang kekosongan setelah dihentam
ideologi kapitalisme dan
kehidupan realiti...
di era sebelum teknologi berkembang
jiwa-jiwa yang kekosongan
hasil realiti hidup dunia
akan mencari pencerita agama
untuk mengisi jiwa mereka
dengan cerita-cerita si pencerita agama
tapi, di kala teknologi berkembang pesat
pencerita agama tidak lagi didengari
kisah cerita mereka...
tapi, jiwa-jiwa yang kekosongan
gunakan teknologi mengisi jiwa mereka;
teknologi digunakan untuk mengisi
kekosongan yang ada di jiwa mereka
malah, ia infiniti...
ramai manusia gunakan teknologi
sebagai eskapisme mereka dari realiti.
dan, semakin kurang manusia
gunakan agama sebagai cara
mengisi jiwa kekosongan mereka
kerna cerita-cerita si pencerita agama
membosankan, sangat membosankan
sekadar cerita yang di copy paste
dari buku-buku, atau pengalaman hidup
manusia lain.
teknologi memberi manusia alternative universe sebagai cara mengisi jiwa kekosongan
walau semua itu sekadar delusi, penuh ilusi
tapi tetap, anak-anak muda
yang kosong jiwanya,
pilih teknologi, berbanding agama
sebagai cara merawat jiwa kekosongan
walau ia adalah penawar delusi...
mereka memilih teknologi
kerna mereka boleh lari dari segala-galanya.
Ulasan
Catat Ulasan