-tentang sastera [108]-
15/06/2017
katanya
"aku perlu sibukkan zahirku, agar karyaku bertambah sayu, sepi, etc., dek kerna walaupun sibuk zahirku, hatiku tetap menyebut namanya, fikiranku tetap ke arahnya, akhirnya."
"di siang hari, aku sibukkan zahirku, agar dia tak akan lagi kacau mindaku, tapi... walau betapa penat diriku di malam hari, dia tetap muncul di benakku sebelum tidurku. dia muncul walaupun sementara, tapi munculnya itu, menyeksa hatiku. mungkin, aku perlukan semua itu, untuk karyaku."
"bisakah aku kekalkan cinta ini atau bisakah aku buang dirinya dari hatiku? aku tak tahu mana soalan yang sepatutnya aku tanyakan kepada diriku. tapi, berdasarkan karya tulisanku ini, mungkin jawapan yang sepatutnya aku tanyakan kepada diriku adalah- bisakah aku kekalkan cintaku ini?"
"tapi, itu untuk di dunia delusi karya sasteraku, bagaimana pula di dunia realitiku, di dunia empirikalku? adakah soalan yang sama? atau - soalan yang betul adalah - bisakah aku buang dirinya dari hatiku?"
"... aku tidak tahu mana satu soalan yang benar."
...
"tapi, jauh di sudut hatiku, aku dah lama tahu, apa soalan yang sebenarnya
bisakah aku jadikan dia wanita terakhir yang aku cintai...
bisakah aku pilih egoku agar aku tak akan lagi jatuh cinta...
bisakah aku kekalkan cinta bodohku ini...?
"
Ulasan
Catat Ulasan