~tentang puisi~
katanya:
Menulis puisi itu menyakitkan
Kerna aku robek-robekkan hatiku
Mencari secebis perasaan duka
Yang bersembunyi di sudut hatiku
Agar bisa aku olah-edit ia
Menjadi kata-kata tersurat tersirat
Dalam tulisan-tulisanku...
Yang akibatnya adalah, duka itu
Bertambah dalam rasa dukanya
Dan, ia merebak ke seluruh hatiku.
Pada awalnya, aku anggap puisi itu
Sebagai eskapisme ku dari dunia
Tapi akhirnya, ia juga membunuhku
Seperti mana realiti membunuhku...
Menulis puisi itu benar-benar
Menyakitkan, menyeksakan,
Melemaskan, memeritkan
Jiwaku, hatiku, mindaku; aku.
Menulis puisi itu menyakitkan
Kerna aku robek-robekkan hatiku
Mencari secebis perasaan duka
Yang bersembunyi di sudut hatiku
Agar bisa aku olah-edit ia
Menjadi kata-kata tersurat tersirat
Dalam tulisan-tulisanku...
Yang akibatnya adalah, duka itu
Bertambah dalam rasa dukanya
Dan, ia merebak ke seluruh hatiku.
Pada awalnya, aku anggap puisi itu
Sebagai eskapisme ku dari dunia
Tapi akhirnya, ia juga membunuhku
Seperti mana realiti membunuhku...
Menulis puisi itu benar-benar
Menyakitkan, menyeksakan,
Melemaskan, memeritkan
Jiwaku, hatiku, mindaku; aku.
Ulasan
Catat Ulasan