~sekadar pemerhatian jahilku~
katanya:
Mahuku buat cerpen seperti ini:-
[Bagiku existential crisis adalah krisis jiwa
Manakala essential crisis adalah krisis zahir.]
'Kebiasaannya' di era moden ini
Mereka yang dididik agama sejak kecil,
Tak akan pernah rasai
Existential crisis,
Mereka hanya rasai essential crisis.
Mereka tak akan pernah rasai
The war of worldview, ideology.
Mereka tak akan pernah mempersoalkan
Makna hidup, mengenai realiti alam,
Mengenai perkara-perkara existential.
Mereka hanya sibuk mencari penawar
Essential crisis yang majoriti rasai.
Kerna itu, hidup mereka lebih bahagia
Berbanding golongan yang sibuk
Mencari penawar existential crisis.
Mereka [si essensial crisis]
Mengikuti politik, ekonomi, sosial
Tapi, mereka tak pernah persoalkan
Ideologi di 'sebalik' semua itu.
Mereka ikut ideologi kapitalisme
Tapi mereka tak persoalkan kapitalisme,
bagaimanalah nak persoalkan ia
Andai mereka ikut dengan rela
Dan ia itu seronok sebagai cara
Mengisi essential crisis yang dihadapinya.
Mereka adakalanya ikut ideologi demokrasi
Dan sama, mereka juga tak persoalkan ia,
Mereka ikut ia dengan rela hati dan seronok
Kerna ia bisa 'membantu' essense manusia lain
Dalam hidup di dunia moden ini.
Itu keindahan mereka yang tidak punyai
Existential crisis.
Si kaki existential (crisis) pula
Sibuk mempersoalkan semua itu
Persoalkan itu dan ini, semuanya
Hinggakan dibenci oleh si essential (crisis)
Kerna berfikiran pelik dan ganjil,
Dikata juga golongan existential crisis ini
Golongan yang hanya berteori sahaja
Tapi, tidak bisa berbakti kepada masyarakat
Hanya tahu berada di dunia kecilnya sahaja.
Mungkin ada benarnya itu.
Katanya lagi, existential crisis itu sia-sia
Lebih baik hanya sibukkan diri
Kepada hal-hal essence kerna bisa
Berbakti kepada masyarakat.
Mungkin ini juga, ada benarnya.
Akhirnya, si existential crisis hanya
Banyak diamkan mulutnya
Dan hanya banyak berkata-kata,
Soal persoalkan dengan dirinya sendiri sahaja
Dan menjadi ahli rasmi ternama
Si geng observer useless.
Indah hidup andai hanya ada essential crisis.
Mereka mempelajari ilmu dunia
Hanya untuk mengisi essential crisis nya
Dan, tidak sesekali kerna existential crisis nya
Kerna itu, mereka tak suka persoalkan
Hubungan agama dan ilmu dunia,
Atau persoalkan ilmu dunia
Yang mereka tuntut itu.
Bagaimana nak persoalkan ia
Andai ia sekadar digunakan hanya untuk
Menjadi penawar essential crisis-nya
Suatu hari nanti?
Dan mereka mempelajari ilmu agama pula
Bukan juga untuk mengisi existential crisis nya
Tapi untuk sekadar beribadat.
Bagi mereka, ilmu agama adalah untuk agama
Bukan untuk selainnya, terutamanya ilmu
Yang mereka tuntut di universiti
Terutamanya dalam hal-hal ilmu teori.
Tapi yang hairannya, mereka bisa hubungkan
Agama dalam teori demokrasi dan kapitalisme
Dengan sangat mudah, tanpa soal itu dan ini.
Dan semuanya itu hanya untuk mengisi
Essential crisis nya bukan existential crisis.
[Bagaimana mereka nak mengisi
Existential crisis sebuah kehidupan
Andai mereka tak pernah rasai itu?]
Tapi hidup mereka bahagia, sangat bahagia
Dan, bisa berbakti kepada masyarakat
Secara zahir, kerna mereka rajin zahir.
Serabut, merana, kosong, depression pula
Hidup golongan yang ada existential crisis.
Mereka ini mempelajari ilmu dunia
Untuk mengisi existential crisis mereka
Atau untuk mencari penawar real crisis itu
Atau untuk lari dari crisis itu,
Bukan hanya semata-mata kerna
Untuk mengisi essential crisis-nya.
Mereka belajar ilmu agama pula
Kerna beribadat, dan pada masa yang sama
Mereka nak merasai secara real
Akan penawar existential crisis...
Walaupun sudah ketemu jawapannya
Tapi belum lagi bisa tenggelamkan jiwanya
Di dalam lautan yang tidak ada
Penghujungnya itu.
Mereka ini useless, dipandang rendah majoriti
Kerna berlainan dari mereka si essential [crisis].
Mereka susah nak capai kebahagian real
Kerna kemurungan yang mereka hadapi
Hasil tikaman soalan dari existential crisis
Telah menyebabkan dirinya tidak bisa
Gembira real andai essence-nya hebat
Kerna baginya, semua itu hanyalah ilusi sahaja
[Kegembiraan hasil essence hanya ilusi sahaja.]
Bezakan golongan essential (crisis)
dan golongan existential (crisis).
Si existential (crisis) itu lebih sibuk jiwanya
Berbanding si essential (crisis)
kerna itu, si essential (crisis) lebih indah
Kehidupan zahirnya, lebih bahagia
Berbanding kehidupan si existential (crisis).
Dalam hal cinta romantika pula
Mereka yang ada essensial crisis
Hanya perlu fikirkan hal essence
Seperti harta, material, kerjaya
Sebagai caranya memegang cinta.
Tapi, bagi mereka yang ada existential crisis
Mereka hanya jadikan cinta romantika
Sebagai caranya lari dari existential crisis nya
[Buat sementara waktu sebagai penawar].
Bagi golongan ini, mereka ini
Tidak percaya bahwa romantika itu
Bisa menjadi penawar real kepada
Existential crisis yang dihadapinya.
Mereka percaya bahwa
Cinta romantika itu tidak bisa sesekali
Menjadi penawar kepada hati yang depresi
Yang kekosongan, kesunyian, kesepian.
Si essential [crisis] sibuk mencari cinta
Tapi, si existential [crisis] hanya sibuk
Dengan jiwanya sahaja, tanpa disibukkan
Dengan pencarian cinta romantika.
Kebiasaannya si existential [crisis]
Suka bersendirian, si essential pula tidak.
Si existential mahu hidup bersendirian
Tanpa disibukkan cinta real
Si essential pula mahu hidup bersama cinta.
Bisa disimpulkan bahwa
Mereka itu yang ada
Existential crisis sibuk dengan jiwa sendiri
Mempersoalkan hidup, ideologi, semuanya;
Mencari makna hidup dalam jiwa sendiri...
Andai mereka sibuk di alam zahir,
Ia sama ada kerna nak hidup,
Atau kerna nak lari dari diri sendiri
Atau dua-duanya sekali.
Bagi si essential crisis pula
Mereka sibuk di dunia zahir
Dan andai sibuk di jiwa
Ia hanya berkenan essence nya sahaja;
Berkenaan hal-hal dunia zahirnya
Bukan kerna hal-hal existential crisis.
Golongan yang ada dua-dua itu iaitu
Yang ada existential dan essential crisis
Adalah golongan yang lebih kasihan
Kerna mereka merana zahir dan jiwa.
Mereka ini, andai bisa nak abaikan saja
Essential crisis-nya, dan hanya nak sibuk
Dalam alam existential crisis-nya
Tapi, apa dayanya, dia perlu hidup
Di alam zahirnya, di dunia empirikalnya.
Ada juga yang coba ingin lupakan
Existential crisis yang dihadapinya
Tapi, tak juga bisa, kerna ia telah menghantui
Jiwanya, hatinya, mindanya, dirinya.
Pada pendapatmu
Apa caranya nak selamatkan hati
Yang ada existential crisis?
Agama? Agama tak boleh
Andai ia difaham sekadar
Haram dan halal sahaja.
Tasawuf? Aku tak tahu ia boleh
Atau tidak.
Sibukkan di zahir? Ia umpama pelarian
Dari diri mereka sendiri.
Bersosial? Sejak bila sosial bisa
Menjadi penawar existential crisis?
Ia itu hanya bisa menjadi penawar
Kepada essential crisis.
Struggle for recognition?
Ia adalah penawar ilusi
Kerna pada penghujung malam,
Soalan existential crisis datang kembali.
Cinta romantika? Hahaha, indahnya hidup
Andai ia bisa menjadi penawar real.
Ya, masing-masing bisa menyusun ayat
Memberitahu kepada dunia
Bahwa caranya yang terhebat
Bagi mengatasi existential crisis manusia lain,
Maka mereka akan katakan
'Ikutlah caraku, ia bisa atasi ia...'
Ya, ramai seperti itu, sangat-sangat ramai.
*
Persoalkan utamaku kepada kamu adalah
Apa caramu mengisi existential crisis mu?
Adakah kamu dah jumpa penawar itu?
Atau kamu tiada crisis itu, kamu hanya ada
Dan sibuk dengan essential crisis mu?
Dan, soalku kepada golongan yang lain pula,
Sudah kamu susun ayat untuk struggle
For recognition bahwa caramu lah yang perlu
Diikuti oleh semua golongan manusia
Sama ada yang ada crisis itu atau tidak?
Kalau sudah, apa ayat copy paste mu itu?
Sudi kamu menjadi pencerita
Kepada golongan yang kosong jiwanya?
Sudi kamu menjadi story teller
Kepada golongan yang ada existential crisis?
Kamu juga diperlukan menjadi pencerita
Kepada golongan yang lelah, yang penat
Hasil sibuk mengisi essential crisis-nya
Di siang hari...
[Semua pembahagian di atas
Hanyalah secara general sahaja
Mungkin salah, dan tidak ilmiah.
Semuanya hanyalah untuk cerpen
Dan tiada nilai saintifiknya.
Maka, jangan tersentuh hati andai
Ada yang benar, dan andai ada yang salah
Kerna, pembahagian itu bukan sesekali
Untuk dirimu, tapi untuk masyarakat
Yang ada dalam khayalan cerpen ku.]
[Dan, yang terutama sekali,
Mana ada istilah essential crisis,
Yang ada hanya istilah existential crisis.
Makanya, mereka semua itu hanya ada
Existential crisis, bukan essential crisis
(Tak ada seorang pun ada essential crisis
Kerna istilah itu tak wujud, kerna ia
Sebenarnya juga adalah existential crisis)
Bezanya, ada yang gunakan zahir
Mencari penawar existential crisis
Dan ada pula yang gunakan jiwa
Mencari penawar ia itu.]
Ulasan
Catat Ulasan