~romanticism [cinta] seninya~
Romanticism bisa membunuh
Hati-hati yang kesepian
Jiwa-jiwa yang kesunyian
Kerna ia memberi ilusi
Kepada erti cinta realiti.
Tapi, romanticism bisa
Memberi karya-karya seni
Akan sebuah estetika
Mengenai sebuah kehidupan
Dalam alam percintaan
Walaupun, ia penuh ilusi fantasi.
Romanticism cinta
Telah membunuh hatinya
Kerna ia adalah ilusi
Andai ia [romantika] dicari
Di alam realiti zahirnya.
Tapi, romanticism cinta
Memberi dia inspirasi
Kepada karya seni cinta
Walaupun akhirnya
Seni karyanya itu
Seperti racun berbisa
Yang membunuh jiwanya,
Lagi dan lagi.
Dia tidak tahu
Sama ada karya seni sasteranya
Adalah penawar hidupnya
Atau racun berbisa realitinya
[Penawar dan racun adalah sifat
Kepada karya sastera-seninya].
Mungkin ia dua-dua sifatnya itu.
Tapi, andai ia dua-dua sifatnya
Maka ia ilusi [dua-dua sifat itu bertentangan].
Andai pula ia salah satu sifatnya itu
Maka kenapa dia rasa sayu, sedih
Setelah dia menulis
Dan ada kalanya dia rasa gembira
Setelah habis dia menulis.
Dan, andai pula ia [karya seninya]
Bukan dua-dua sifat itu
Maka, ia bertentangan dengan realiti
Kerna, sastera seninya wujud
Di depan matanya; di empirikalnya
[Ia memberi perasaan dalam hatinya...
Tapi, bagaimana andai perasaan itu
Adalah ilusi sahaja...?
Tak boleh, kerna andai perasaan itu ilusi
Maka, telah hilang sifat akan sasteranya itu
Dan, ia bertentangan dengan apa yang dirasai
Oleh hatinya, jiwanya].
Atau mungkin, salah satu sifat itu
Adalah ilusi sahaja, hasil permainan
Mindanya, jiwanya, hatinya...
[Ya, ia benar.
Salah satu sifat itu
Hanyalah ilusi belaka sahaja
Iaitu sifat penawar (kegembiraan)
Hasil sastera-seninya.
Apa yang real, sangat real
Hasil sastera-seninya itu hanyalah
Sastera-seninya itu bersifat racun (sedih, sayu)
hasil akhirnya.]
"Ah! Lantaklah semua itu...!
Apa yang utamanya adalah
Romanticism cinta
Hanyalah ilusi sahaja
[Ia hanya digunakan di alam seni
Bukan di alam empirikal zahirnya.] "
Tapi, dia merana, lagi dan lagi
Kerna akhirnya, dia kesusahan
Untuk menceraikan [memisahkan]
Fantasi romanticism-nya itu
Dari dunia realitinya
[Romanticism telah
Mempengaruhi dasar hidupnya
Di dunia empirikalnya...
Dan ia menyeksa jiwanya.]
Tak sangka, sebuah ilusi fantasi
Bisa menyeksa jiwanya
Sepertinya ilusi (fantasi) itu real
Cumanya, apa yang real
Hanyalah kesedihan, kedukaan
Bukan kegembiraan;
[Ilusi (fantasi) itu bersifat real
Kerna akhirnya ia (fantasi-ilusi)
Menghasilkan kesedihan,
Kesunyian, kekosongan yang real...
Tapi juga, ilusi (fantasi) itu
Adalah bersifat ilusi
Kerna ia memberi kegembiraan ilusi
Ketika ber-ilusi].
katanya:
Tak sangka
Aku ingatkan seni sastera
Adalah penawar perit realitiku
[Ia real kerna ia beri kegembiraan
Ketika aku ber-ilusi hasilkan sastera].
Tapi ternyata, ia double sword;
Ia juga bisa membunuh jiwaku;
[Kesepian, kesunyian, kekosongan]
Sikit demi sikit;
[Kerna, ia sastera seni
Yang bersifat ilusi
Tetap bersifat ilusi].
...
(Bagi kebanyakan manusia
Ia adalah sastera ilusi...
Tapi, mereka tidak tahu
Berapa kali, sastera seni
Pernah selamatkan dirinya...
Mungkin tidak... Sastera seni
Tidak pernah selamatkan jiwanya
Kerna, sejak bila sesuatu yang dijadikan
Sebuah eskapisme bisa menjadi
Penyelamat kepada decaying soul?)
Konklusinya, seni sasteranya adalah
Sampah sahaja...
Ulasan
Catat Ulasan